8.12.2012
"Redup lampu di tengah hidup"
6.26.2012
BERCINTA JARAK JAUH
Sudah lama saya tidak menjamah blog ini, hingga akhirnya muncul hasrat untuk menulis lagi (hehehee). Kali ini saya akan sedikit berpendapat tentang Long Distance Relationship atau yang lebih sering kita dengar dengan singkatan LDR. Kenapa saya mengangkat topik ini, y maklumlah karena saya juga sedang menjalaninya sekarang (hehehee lagi). Oke cukup basa-basinya, mari kita berargumen (smile).
Dalam berhubungan dengan lawan jenis, atau lebih tepatnya "pacaran", atau lebih romantisnya "bercinta", kita dihadapkan pada keadaan dimana kita harus saling percaya dan saling memaklumi kondisi pasangan kita. Kondisi yang saya maksud adalah keadaan, sifat dan pola pikir pasangan kita. Hubungan jarak jauh (LDR) akan terasa sangat berat bagi pasangan yang terbiasa dengan kehidupan manja (biasa tiap hari ketemu, tiap malem diapelin, ke salon ditemenin, ke warung dianterin, makan harus bareng, tidur bareng, mandi bareng dll ). Tapi memang begitu kenyataannya. Karena Pria atau Wanita yang terbiasa dimanja pasti akan sulit beradaptasi ketika ia ditempatkan pada situasi dimana pasangannya harus pergi dalam jangka waktu yang lama dan dengan jarak tempuh lebih dari 6 jam. Beberapa faktor, entah itu karena pekerjaan, migrasi, atau mungkin hanya sekedar liburan kantor. 1 minggu pun akan terasa seperti 1 bulan bagi pasangan yang ditinggalkan. Tapi hal tersebut tidak berlaku bagi yang "meninggalkan" terutama jika kepergiannya dikarenakan liburan alias bersenang-senang. Karena pada dasarnya manusia bisa lupa diri hanya ketika ia ada di situasi yang serba "santai".
Tapi itu hanya sekedar opini dari saya, setiap orang berhak melihat dari sudut pandang manapun yang ia suka mengenai LDR. Dan sekedar masukan saja bagi para penikmat LDR, jangan pernah menyerah karena keadaan dan waktu! Itu bukan alasan bagi kita untuk berhenti memperjuangkan cinta yang sudah dapat dengan penuh komitmen (pada awalnya). Jodoh memang bukan kita yang menentukan, tapi bukan berarti kita harus pasrah tanpa ada perjuangan untuk mempertahankan hubungan yang ada. Karena nanti akan tiba saatnya perjuangan kalian terbayar lunas saat ujian itu (LDR) berhasil kalian lewati dengan meresmikan atau memproklamirkan atau mendeklarasikan (ngaco bahasanya) hubungan kalian di depan penghulu, amiiiiiiiiin ya Allah.
Saya berkata demikian bukan karena saya sok pintar atau sok tahu, padahal saya sendiri belum sampai di garis finish dari LDR dengan pasangan saya. Tapi cuma berusaha memperkuat komitmen pribadi agar lebih bisa memupuk cinta meski jarak terus-menerus menjadi kendala. Kesibukan yang berbeda, jarak yang jauh, harusnya dua hal itu bisa dikesampingkan jika kita memang memulai hubungan dengan sebuah komitmen. (hehehe)
Alhamdulillah, saya sudah bisa beradaptasi dengan keadaan yang demikian. 2 tahun lagi dan kami akan dipertemukan dengan kondisi yang kami inginkan, amiiiiiin ya Allah..
Maaf kalau ada yang gak berkenan, hanya ingin berargumen.
SEMANGAT KAWAN !! :)
3.06.2012
Termiliki..
masih teringat jelas dalam ingatanku
saat kau disini bersamaku
lewati hari dengan senyuman
berbagi rasa cinta
ingin rasanya kembali pada masa itu
merasakan lembutnya belaianmu,
hangatnya dekapanmu
bridge:
namun ku hanya bisa menanti
saat bahagia itu akan tiba
reff:
walau aku tak berada disampingmu
yakinlah bahwa kau selalu dihatiku
meski kau jauh disana
percayalah rasa ini tak akan sirna
janganlah kau pergi dariku
hanya kaulah satusatunya di hati
kita akan terus bersama selamanya
*D T W*